Tragedi Kompor #Syukur (1)


Hari ini ditutup dengan bahagia menyantap mi instan ABC yang makin sedap ditambah dengan irisan bawang putih, setelah seharian nggak ke mana-mana dan nggak makan apa-apa. Mi instan sih, tapi ternyata nggak instan juga prosesnya. (Iya, sama seperti hidup 👀)
Sebelumnya dibuat galau karena hujan yang nggak reda-reda dan PR banget mau beli makan di luar, terus ingat kalau ada mi instan, beranjaklah dari kasur menuju dapur. Karena ini kompor jarang sekali aku pakai jadi aku nggak tahu-menahu kalau ternyata ini kompor susah nyalanya. Kleek...(bayangin aja bunyi kompor) pertama nggak bisa okelah, mungkin harus dua kali atau tiga kali dan hmmm masih nggak bisa juga. Oke coba lagi 1,2,3,...10. (hhhhhhh masih sabarrrrr....) Coba cek gasnya masih atau nggak, dan ternyata masih banyak juga. Coba goyang-goyang dikit selangnya, coba lagi, hmmm masih nggak bisa dinyalain juga.

Mulai emosi. Lapar, mulai nggak sabar. 
Tarik napas dan kali ini aku menurunkan gengsi, mulai menghubungi call center, eh bukan gitu maksudnya tapi mulai chat Kakakku.


Ya kali ditiup *nangis* iya mau aku bakar aja rasanya...


Coba lagi lima menit.
Haduh mulai gemas ~~
Haduh bau gas~


Oke coba lagi sesuai saran. Dan YA MASIH NGGAK MAU NYALA JUGA. KOMPOR PLEASE AKU LAPAR SEKALIIIIIIIIII :(((
Biar Kakak nggak marah-marah dan nggak sebal, aku hibur dengan memulai membahas ikan (nggak ngaruh juga sih kayaknya), ya biar sananya nggak anggap adiknya ini nggak bisa masak, ya elah nyalain kompor aja nggak bisa.
Hampir menyerah juga.

Aku tinggal lah itu kompor dan mi instan, aku coba minum air putih satu gelas dan makan buah, kali aja habis ini tenagaku balik jadi baik lagi dan bisa nyala itu kompor. Udah kebayang dari lama banget mau makan mi instan ya Tuhan. (Masih sambil bahas ikan, ikan yang betina dan jantan itu ciri-cirinya gimana?)

Setelah menghabiskan buah, aku balik lagi ke kompor dan mencoba ikhlas apapun yang terjadi nanti, tapi aku yakin akan makan mi hari ini. Titik. Kleeek... Taraaaaaaapararaaaa.... keluar apinya buuuung~~ Ya Allah senang sekaliiiiiiiii.... Aku berhasil nyalain kompornya. *joget-joget* Nggak lupa laporan sama Kakak dong, setelah hampir menghabiskan waktu selama setengah jam.

Gini doang aku udah girang banget, iyalah perjuangannya gimana. Aku bersyukur akhirnya makan mi dan perut kenyang.

Ya sambil makan sambil mikir, ya gitu juga kadang jalannya hidup, udah dicoba berkali-kali tapi belum dapet juga. Udah berusaha sana-sini belum ditemukan juga. Kadang pas udah ikhlas atau udah 'yaudah mau gimana lagi' justru datang, tapi nggak sekali dua kali juga udah ikhlas dan beneran hilang. (Ikhlas apa sih itu? Ya pasti orang-orang bisa ngerasain sendiri lah ya, itu kan rasa yang sulit dijelaskan dengan kata-kata)

Dulu senior aku pernah bilang "Barangkali dengan melepaskan adalah tanda sebenar-benarnya cinta."

Belakangan ini banyak hal kecil yang ingin aku syukuri, disaat keinginan dan cita-citaku masih di sini-sini aja. Kayaknya kalau nggak bersyukur nggak patut banget sih. Dikasih rejeki bisa makan tiap hari, dengan menu yang ganti-ganti, dikasih sehat satu keluarga, masih bisa lihat sana-sini, masih bisa pulang pergi seenaknya. Karena ada orang yang bingung setelah pergi dia mau pulang kemana. Bersyukur karena bisa bahagia sederhana, sesederhana makan mi instan, sesederhana bisa ngobrol ngalor-ngidul sama sahabat-sahabat. Bisa ketemu orang yang disayangi sebulan 1 kali – 2 kali.

Meskipun hidup rasanya berat banget, tolong jangan menyerah. Duduklah sebentar kalau lelah jalan, minum yang banyak, makan buah atau makan apa yang kamu sukai. Kadang, tujuan kita terlihat dekat, tapi ternyata kita harus muter dulu, harus jatuh dulu, biar kita belajar lebih banyak, lebih sabar dan lebih kuat. Aku yakin kamu bisa. Aku juga bisa. Ayo bangun lagi, jalan lagi.


You May Also Like

0 komentar